Lampu pendar
Berbagai jenis lampu pendar.
Lampu pendar dikenal dalam dua bentuk utama.Yang pertama berbentuk tabung panjang atau yang umum dikenal dengan lampu TL (tubular lamp) atau lampu neon dan yang kedua berukuran lebih kecil dengan tabung ditekuk menyerupai spiral, umum disebut dengan sebutan lampu hemat energi (LHE).
Karena lampu pendar memiliki efisiensi lebih tinggi daripada lampu pijar, pemerintah Indonesia pernah mencanangkan program penggantian lampu pijar dengan lampu pendar secara gratis.Namun seiring dengan kemajuan teknologi, efisiensi pencahayaan dioda cahaya atau lebih dikenal dengan lampu LED mulai setara dengan efisiensi pencahayaan lampu pendar walaupun harus dalam kondisi tertentu.
Sejarah
Penelitian awal
Lampu pendar jenis LHE yang tabungnya berbentuk spiral.
Pada tahun 1857, seorang ilmuwan dari Perancis, Alexandre E. Becquerel menginvestigasi dua macam fenomena pendaran (fosforesens dan fluoresens)Dia berteori tentang pembuatan tabung pendaran serupa dengan yang dibuat pada masa kini.Becquerel bereksperimen dengan melapisi tabung vakum dengan material yang dapat berpendar dan kemudian menjadi dasar pengembangan lampu pendar selanjutnya.
Lampu generasi awal
Lampu pendar pertama dipatenkan dengan dokumen paten U.S. Patent No. 889,692 pada tahun 1901 oleh Peter Cooper Hewitt (1861-1921), seorang berkebangsaan Amerika Serikat. Lampu pendar tersebut bekerja dengan uap raksa tekanan rendah dan adalah prototipe pertama dari lampu pendar masa kini. Lampu tersebut digunakan untuk studio fotografi dan industri.Pada tahun 1927, Edmund Germer, Friedrich Meyer, dan Hans Spanner mematenkan lampu dengan uap bertekanan tinggi dengan U.S. Patent No. 2,182,732 dan berikutnya George Inman bekerja sama dengan General Electric (GE) untuk membuat lampu pendar yang praktis. Lampu tersebut pertama dijual pada tahun 1938 dan dipatenkan pada tanggal 14 Oktober 1941 dengan U.S. Patent No. 2,259,040.Paten inilah yang kemudian dianggap menjadi dasar dari pembuatan lampu pendar modern.
Sedangkan lampu hemat energi (LHE) masa kini pertama dikembangkan oleh Edward E. Hammer, seorang insinyur dari General Electric saat terjadi krisis energi tahun 1970an.Walaupun pihak pimpinan GE menyukai rancangan tersebut, mereka memutuskan untuk tidak memasarkannya pada saat itu karena LHE membutuhkan fasilitas produksi baru yang akan memakan biaya $25 juta.Rancangan lampu tersebut pada akhirnya bocor dan disalin oleh pihak-pihak lain.
Operasi
Starter dari sebuah lampu pendar jenis TL.
Saat listrik dialirkan melalui tabung tersebut, listrik tersebut mengalir melalui gas argon dan membangkitkan atom-atom raksa dan menyebabkan sebagian di antara atom-atom tersebut menguap.Atom raksa menyerap energi dari elektron-elektron yang bergerak bebas dan menjadi dalam keadaan tereksitasi.Atom-atom raksa yang tereksitasi kemudian akan melepaskan energinya dalam bentuk cahaya pada panjang gelombang ultraungu
Cahaya pada panjang gelombang ultraungu tidak dapat kasatmata dan oleh karena itu lampu pendar mensiasatinya dengan melapisi bagian dalam tabung kaca dengan lapisan fosfor.Fosfor yang terkena energi dari cahaya ultraungu akan berpendar, mengubah cahaya ultraungu menjadi cahaya kasat mata . Fosfor berbentuk serbuk yang berwarna putih yang dapat dilihat pada lampu pendar yang pecah.
Starter (Penghidup)
Starter atau penghidup pada dasarnya adalah suatu saklar otomatis yang akan mati setelah jangka waktu tertentu.Starter akan membiarkan arus listrik mengalir melalui elektroda pada kedua ujung tabung kaca dan memanaskannya hingga mulai melepaskan elektron.Starter akan terbuka setelah beberapa detik dan tegangan listrik di antara kedua ujung tabung menyebabkan aliran elektron mengalir dalam tabung dan mengionisasi uap raksa.Ballas (Pemberat)
Ballas elektronik yang digunakan pada lampu pendar jenis lampu hemat energi (LHE).
Ada dua jenis ballas dalam lampu pendar, yang pertama adalah ballas magnetik dan yang kedua adalah ballas elektronik.Ballas magnetik bekerja dengan cara mencekik (bahasa Inggris: choke) arus pada titik yang sudah ditentukan berdasarkan siklus arus bolak-balik pada frekuensi jala-jala sumber, atau 50/60Hz.Sedangkan ballas elektronik menggunakan komponen-komponen elektronik aktif untuk membatasi arus dan bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi (sekitar 25KHz).Beberapa orang mungkin dapat melihat kedipan cepat pada lampu pendar yang menggunakan ballas magnetik namun tidak untuk lampu yang menggunakan ballas elektronik.Ballas elektronik pada umumnya juga dapat menghidupkan lampu dengan lebih cepat, dengan lebih sedikit gangguan, dan dengan daya yang lebih rendah, sehingga membuat lampu pendar bekerja lebih efisien daripada ballas magnetik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan baik ya...